Sabtu, 11 April 2009

MENGIKUTI LINGKUNGAN ATAU MENENTUKAN PILIHAN



Sulit sekali rasanya untuk memejamkan mata pikiranku jauh terbang tak tau arah, kucoba memutar ingatan apa yang telah terlewati selama ini ternyata banyak terlepas dari apa yang diinginkan, yaah! mungkin selama ini banyak kegagalan tapi aku sadar kegagalan itu berasal dari diriku sendiri. Berarti…. jika aku ingin menghapus semua kata gagal itu menjadi goresan tinta emas dan terangkai sebuah kata “berhasil”, maka aku harus berjuang lebih keras dari apa yang telah terlewati selama ini dan itu berawal dari diriku sendiri Menyadari selama ini lebih mengikuti arus lingkungan tampa memilah apa pilihan hidup yang terbaik untuk kedepan. Kurasa inilah detik bagiku untuk memilih. Kata-kata itulah yang ada dipikiranku saat pagi buta itu, waktupun menunjukan pukul 3.55 pagi. Akupun beranjak dari lamunan tidurku kunyalakan computer kutulis kata-kata “HIDUP DENGAN LINGKUNGAN ATAU HIDUP DENGAN PILIHAN”
Hidup itu sulit, hidup itu tidak mudah. Tergantung kita saja yang memandangnya apakah kita menghadapinya dengan menderita ataukah dengan gembira. Karenan kesulitan hidup itulah yang harus kita hadapi dan bukan kita hindari bahkan lari. Toh selama kita bernafas masih banyak jalan terbentang dihadapan kita. Daripada kita mengeluhkan masalah dan merasa kesulitan itu hanya milik kita dan orang lain menganggap hidup ini lebih mudah itu hanya akan memperkeruh masalah pada diri kita sendiri, lebih baik kita mencari jalan keluarnya dan bagaimana menyelesaikannya.

Jika kemampuan kita untuk memilih adalah hak sepenuhnya milik kita dan kebebasan terbesar milik kita maka jangan tinggalkan begitu saja hak kita untuk memilih pemikiran diri sendiri, bukankah pemikiran kita untuk mencapai sebuah kesuksesan merupakan modal paling berharga kita! Tetapi sering kita terhipnotis oleh pilihan orang lain, mereka mengambil alih pikiran kita tampa kita sadar. Mungkin kita tidak percaya, coba saja perhatikan setiap hari media, periklanan ketika kita berjalan di moll melihat susunan pakaian yang rapi terpengaruhkah atau tidak pikiran kita untuk melihat bahkan membelinya tampa niat dari waktu sebelumnya barang itukah yang akan saya beli?. Jika kita perhatikan apa yang ada disekitar kita maka kita bisa membuang hal-hal yang tidak berguna dan mempertahankan hal yang berguna bagi diri kita, disinilah keberanian pikiran kita di tuntuntut untuk memilih. Kita dapat memilih keyakinan, nilai, dan perioritas diri kita. Kita dapat berfikir hal-hal yang positif daripada berpikir hal hal yang negatif. Apakah berpikir positif itu selalu berhasil? Menurut saya tidak selalu berhasil namun berfikir positif jauh lebih efektif daripada berfikiran negatif. Tentunya anda, mereka, punya hak untuk berpendapat berbeda dengan saya.

Jika kita menjalani hidup menggantungkan diri dengan kondisi lingkungan bukan tergantung keputusan kita, tentunya yang mengendalikan kita adalah lingkungan diluar diri kita. Saat kita berada dipuncak semuanya akan berjalan dengan baik, namun saat kita berada di titik kehancuran maka kita akan terlihat buruk dan membiarkan angin, hujan terik matahari berada diatas kendali kita dan apa ahirnya mungkin kita akan bicara yah! Terima nasib.

Coba kita melihat binatang diluar sana pada umumnya mereka melakukan hal yang sama dengan manusia mereka makan, tidur, berkembang biak dan mencari tempat perlindungan semua itu dilakukan dengan insting satu satunya tujuan mereka adalah bertahan hidup. Mereka bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dikondisikan oleh lingkungan mereka. Itulah sebabnya banyak orang mudah melatih binatang.

Bagaimana dengan kita manusia. Kita memiliki anatomi dan fungsi-fungsi yang sama kita mempunya kebutuhan besar yang sama, bagaimana dengan insting untuk bertahan hidup. Seperti halnya binatang, kita bereaksi dengan apa yang ada disekeliling kita, dan membiarkan diri kita dikendalikan oleh lingkungan, apakah kita mengakui atau tidak kita juga bisa dilatih. Dan satu hal yang membedakan kita dengan binatang, tidak menjadi keharusan bagi kita untuk bertindak demikian. Karena kita memiliki lebih dari sekedar insting kita memiliki kemampuan untuk memilih. Itulah yang membedakan kita dengan binatang. Dan jika kita tidak melatih kemampuan pilihan itu, kita tidak akan lebih baik dari mereka. Semua yang kita lakukan tidak sekedar untuk mempertahankan hidup. Titik awal untuk mencapai kehidupan adalah menyadari bahwa kita mempunya pilihan.

Mulai detik inilah kita harus memilih kemana arah tujuan kita, dan mempelajari pilihan-pilihan kita. Lingkungan yang mengarahkan kita atau kita yang mengarahkan pilihan kita.

7 komentar:

  1. gunakan pilihan dengan kemampuan yang kita miliki..

    pilihan kita yang menentukan masa depan kita..

    BalasHapus
  2. api bang mak dapok komen di tulisanmu sai no,, (dija gawoh ah), wi bukuni sapa sai jak tibaca, itulah gunanya kita memiliki falsafah dalam hidup agar mampu mengerahkan seluruh kemampuan akal untuk berlaku bijaksana, karena dunia yang sepragmatis ini sering mengejawantahkan kita kedalam hal-hal yang bertentangan dg apa yang anda sebutkan, he..karena terkadang kita YANG kurang ilmu ini terlalu mendewakan kekuatan itu untuk memilih, padahal petunjuk tuhan telah jelas, nilai-nilai transendental sering terlupakan, nah sekarang " PILIHLAH UNTUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN" hablum minal mahluq wa hablum minallah, ranah fertikal dan horizontal.

    BalasHapus
  3. Yang Dipertuan Agung Raja Balaq Awaq Penguasa Angkasa Dunggak Alam Mejong Dilangit Natadisukau....

    Api lg gerakan kutti, du jak mengan kudo...?he.he... Betewe untuk info terbaru tertang Sekala Brak cuba check out Kepaksian Sekala Brak diwikipedia atau di paksibejalandiway.blogspot.com atau Bahasa Lampung di tolololpedia.wikia.com

    BalasHapus
  4. ALHADULILAH AHIRNYA BISA DIKIT NGUBAH...

    LUMAYAN SULIT!!

    BalasHapus
  5. wahh
    memang bener selama ini kita sering teripnotis oleh lingkungan, kadang kita terbuai, dan ahirnya menyesal...

    BalasHapus
  6. helau blogmu, tambah tulisanni, cuba kik warnani hujau juga...

    BalasHapus