Minggu, 24 Mei 2009

RIWAYAT PANGERAN NOTO YUDO



RIWAYAT PANGERAN NOTOYUDO
Dengan adanya surat amanat yang tertulis di atas kulit kayu dan lempengan Piagam berhuruf tulisan Jawa.
KETERANGAN
1. Pangeran Noto Yudo berasal dari Solo, Kartosuro dan oleh kerjaan Solo dia dikirim ke Palembang untuk membantu Kerajaan Sriwijaya perang dengan Belanda. Disebabkan pada abad 18 (1805 M) Belanda menduduki Kerajaan Sriwiaya.
2. Setahun kemudian belanda tidak lagi menduduki Kerajaan Sriwijaya lagi. Pangeran Noto Yudo dan rombongan pindah keperbatasan Lampung dengan Pelemabang. Yang dinamakan Kota Napal, Dusun Buay Betanding, kecamatan Sukau, Lampung Barat.
3. Pada tahun 1907M, tahun saka 1727 Pangeran Noto Yudo diangkat oleh Ratu Palembang selaku Pangeran (Pangeran Noto Yudo) untuk menduduki wilayah Sukau. Maka selanjutnya setelah satu tahun kemudian pangeran Noto Yudo mendapat ancaman dari suku-suku Lampung dikarnakan bahwa Buay Betanding akan diduduki oleh orang-orang jawa. Dengan hal demikina timbulah perang suku yang dinamakan perang Kejawaan. Setelah saling kejar akhirnya suku lampung mundur dan menyerah, dari situ pangeran Noto Yudo diberi gelar oleh suku lampung Adipati Retak Batik. Dengan arti bagaimana saja tingginya junjungan akan rebah oleh Noto Yudo. Selanjutnya dari situ Pangeran Noto Yudo ketika dikirim dari Solo ke Palmebang Beliau benar-benar menyedihkan karena pada waktu itu meninggalkan istrinya dan satu orang putrinya yang berada di Lampung yang telah menikah dengan Pangeran Hadijaya kali Abu, dan mengenai anak cucunya yang berada di lampung silsilahnya terlampir. Kurang lebih tahun 1815 M Pangeran Noto Yudo meninggal dunia Beliau meninggalkan surat amanat yang ditulis di atas kulit kayu dengan huruf Lampung dan satu keris pusaka, beserta satu lempeng piagam dengan tulisan Jawa Tengah.


Demikian riwayat Pangeran Noto Yudo, kami jelaskan sesuai dengan bukti yang ada.


Buay Betanding, 10 September 1988
Yang Memberi Keterangan



RAJA SABli
Raja Adipati Retak Batik

Keterangan, dikutip dari buku Asistensi Otonomi Daerah Terhadap Kultur Adat Masyarakat Lampung Barat. Di tulis Oleh Drs. Abdurahman, MBA